Friday, February 3, 2017

Hidroponik Fertigasi Sederhana

Hidroponik Fertigasi. Dalam arti namanya sendiri, yaitu fertigasi. Fertigasi berasal dari dua bahasa Ingris yaitu fertilization dan irrigation Fertigasi yang berarti singkatan dari fertilisasi (pemupukan) dan irigasi. Sistem Fertigasi merupakan satu dari metode hidroponik. Fertigasi merupakan teknik aplikasi unsur hara melalui sistem irigasi.


Dengan teknik fertigasi biaya tenaga kerja untuk pemupukan dapat dikurangi, karena pupuk diberikan bersamaan dengan penyiraman. Keuntungan lain menggunakan metode fertigasi ialah sebagai berikut :
  • Hasil nya pun lebih banyak
  • Kebersihan terjamin sehingga terbebas dari penyakit
  • Nutrisi ataupun pupuk yang digunakan lebih tepat
  • Peningkatan pendapatan.
  • Hasil pertanian akan berkualitas lebih baik
  • Pemberian nutrisi sesuai dengan ukuran kedewasaan tanaman.
  • Dapat menangani masalah tanah
Namun terdapat juga kelemahan pada metode fertigasi ini. Yaitu sebagai berikut :
  • Tingginya modal di awal
  • Harus memiliki pengetahui yang mendalam akan tanaman atau di bidang pertanaman
  • Harus mengurus ladang secara berkelanjutan
  • Hasil pertanian berpengaruh juga pada kerusakan sistim pengairan
Dengan menggunakan metode fertigasi ini, biaya tenaga kerja yang dipakai untuk pemupukkan dapat dikurangi. Karena dalam metode ini, pupuk diberi bersamaan dengan proses penyiraman.

Membuat Autopot Sistim Fertigasi Drip Hidroponik Sederhana 
Sistem fertigasi drip hidroponik dengan auto pot (tidak memakai mesin pompa). Menunjukkan bahwa sistim hidroponik merupakan sistim bercocok tanam yang rumit, dengan peralatan dan cara kerja yang sederhana serta tanpa modal yang relatif besar, namun dengan tidak mengurangi manfaatnya yang besar tersebut.

Adapun bahan-bahan yang digunkaan untuk pembuatan autopot fertigasi serta drip sistem, yaitu sebagai berikut. 
  • Tandon (penampungan berupa ember)
  • Wadah tanam (misalnya, pot, ember, ataupun polybag)
  • Pipa listrik sepanjang setengah inch
  • Selang sepanjang 0.5 inch
  • Kawat atau tali
  • Sock torrent pipa 1/5”
  • Stop kran dan lem pipa
  • Material kecil
Diperlukan juga alat lain seperti :
  • Bor
  • Gergaji
  • Gunting atau cutter.
Ember penampung air berisikan nutrisi atau pupuk. Lubangi bawah ember pasang, lalu sock toren dan stop kran dengan menggunakan mata bor, bisa juga dengan menggunakan pisau ataupun cutter dengan perlahan.

Potong selang 0,5 inch, panjang 25cm, lalu lubangi pipa 1/5 dan sesuaikan jarak antar pot, diameter selang dengan lubang pipa, lalu lem dengan menggunakan perekat pipa. Potong ujung pipa sepanjang 1/5 inch, panjang disesuaikan dengan panjang baris pot (wadah tanaman). Ujung ditutup dengan membakar ujung pipa lalu ditekan hingga rapat. Atau bisa menggunakan stop kran. Sambungkan awal pipa dengan selang 1/5 inch.


Pasang pipa lalu sejajarkan dengan barisan pot atau wadah tanam. Pasang selang pipa ke stop kran di ember penampungan (tandon). Isi air nutrisi atau pupuk terlarut kedalam ember penampungan (tandon) sesuai takaran. Setiap tetesan air nutrisi, selang dilipat dan diikat dengan kawat dan dibenamkan mengenai perakaran (sebagai pengganti driper atau pengatur infus) tetesan lebih efektif mengenai perakaran langsung tanpa mengenai batangnya. Lalu jika menggunakan klem infus maka tetesan tersebut akan lebih stabil karena dapat dikendalikan. Fertigasi drip autopot pun selesai.

Demikianlah penjelasan mengenai cara membuat Hidroponik Fertigasi Sederhana. Semoga bacaan di atas dapat berguna dan bermanfaat bagi Anda. Silahkan bereksperimen menggunakan langkah-langkah di atas jika Anda memiliki waktu luang.

Hidroponik Fertigasi Sederhana Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Adinda Silfi

0 comments:

Post a Comment

Popular Posts